Keseruan Agustusan di Komplek Giri Mekar Permai Bandung

Dirgahayu Republik Indonesia ke-73 tahun. Bentuk dari rasa nasionalisme bisa beragam, salah satunya merayakan melalui perlombaan yang disebut "agustusan".

Perumahan kami di Giri Mekar Permai, Bandung Jawa Barat, khususnya RT 04, RW 20 selalu rutin menyelenggarakan lomba agustusan, mulai dari lomba anak-anak, remaja hinga orang tua. Nah kali ini yang banyak terlibat adalah anak-anak dan bapak, sedangkan ibu-ibu lebih banyak menjadi supporter hahahaa...Meskipun tidak banyak event, minimal kami ikut merasakan keseruan terutama melalui lomba memasak antar gank.

Tema lomba memasak antar gank adalah nasi goreng. Diikuti 7 gank di RT 04, gank yang saya wakili membuat nasi goreng dengan judul The Crouching Tiger Hidden Dragon. Banyak ibu-ibu yang bertanya, apa artinya? Artinya ya "acak-acakan" hahaa...dari konsep awal yang telah disiapkan oleh ibu-ibu para aktor intelektual, hasilnya bertolak belakang. Alhasil, berdasarkan juri profesional dari tingkat nasional nasi goreng the Crouching Tiger Hidden Dragon dengan penataan ala konsep flat lays yang instagramable tidak masuk tiga besar alias Zonkkk! :D

Oya, foto nasgornya ini ya...keren kan, minimal masuk instagram. Cek disini ya @Bastian_AS

Nasgor The Crouching Tiger Hidden Dragon


Nah, ini dia pemenang utama lomba memasak nasgor, tema yang diusung adalah Nasi Goreng Liwet Bakar yang dibungkus daun pisang. Ehhh...nasi goreng apa liwet ya xixixiii. Mantips lah, dilihat dari jumlah armada alias personil paling banyak berjumlah 5 orang yang tugas masing-masing berbeda. Ada yang potong-potong, ngulek-ulek, nyalain kompor elpiji 15 kg (tabung gas yang sesuai, bukan yang melon hijau ada tulisan "untuk orang miskin"...sesuai anjuran pemerintah), kemudian khusus tukang gorengnya sampai khusus penataan akhir. Oya, yg jadi favorit ternyata jambu mete-nya euy...lumayan saya dapet bayak.

Selanjutnya faktor pemenangan lainnya dari seragam sudah paling kentoro, maksudnya menyolok. Warna hejo, topi koki ala chef Juna dan yel-yel yang memekakkan telinga. Ini mah cheers leader atuhhh...:D Untung saya ikut mengabadikan alias selfie dengan juara lomba masak 5 tahunan ini (mirip olimpiade ajahhh...ehh betul, mungkin 10 tahun yang lalu saya juara 1 nya hahaa...masih inget nasgor thailand pakai nanas. Sedih gagal mempertahankan gelar). Oya, komendan tim Marinir ini Om Sam dan Om Amin yang semuanya kelas beraaattt. Teope begetelahh...

Sebagai penghargaan pemenang, hadiah lomba masak menurut emce Om Deden adalah Umroh ke Majalaya. Beli sarung dulu maksudnya, biaya ditanggung suami istri sendiri. Tahh...Diakhir lomba, semua warga menikmati nasi goreng gado-gado dari peserta. Artinya kita semua menjadi pemenang.

Moment bersejarah selfie bersama juara Nasgor

Cekrekkk...secara tampilan moal gagal. Peralatan 1 warung diangkuuuttt :D
 

 Tahhh, Pejabat Muspika Ertehhh menyerahkan piala. Asyiikkk...

Ini yang paling ditunggu, lomba menghias gapura dan gank. Kalau dihitung anggaran lomba ini menghabiskan hampir 1 triliun, sebelas dua belas dengan biaya upacara pembukaan Asian Games di Jakarta, Indonesia. Aktor dibelakang masing-masing gank siapa lagi jika bukan ibu-ibu yang cetar bersemangat. Hampir nyaris peran bapak-bapak tidak ada, mungkin diawal atau diakhir muncul untuk memberikan kritik, saran dan evaluasi hahaha...termasuk sayahhhh. Upsss.

Proses pembuatan sangat rumit, mulai dari ide yang hampir tiap kamis malam (alias malam jumat) dirapatkan oleh ibu-ibu - efeknya bapak-bapak jaga rumah dan gigit jari. Faham kan. Bahkan terjadi spionase hingga detik akhir, untuk membuat tampilan gank lebih bagus. Strategi yang cerdas akhirnya membuahkan hasil gemilang. Juara 1 adalah gank 7, selanjutnya gank 2 yang mengusung tema ondel-ondel (padahal Bandung ya, kok tidak ada kujang-nya). Ehhh ini cerita ya, bukan gosip, pas pulang kerja maalam hari itu kok mirip jaelangkung ya...rather than ndel ondel :D

Yang pasti mantipslah peran utama para ibu-ibu yang semangat meramaikan suasana gank menjadi warna-warni, bahkan sampai mempekerjakan anaknya untuk proses ini. Bahasa halusnya memberdayakan. Lupa hadiah utamanya apa ya, yang pasti yang paling berhak menikmati adalaah ibu-ibu. Entah kapan akan dibongkar, yang pasti siap-siap nih bapak-bapak untuk beresin :D #sayaijindulu ahhhh 

Selain lomba diats juga ada lomba ping pong dengan peserta bapak-bapak. Start dari sore hingga malam dan bahkan belum tuntas hingga hari ini. Menyisakan babak semifinal. Sepertinya akan dilanjut tahun depan karena faktor utama keterlambatan ini adalah faktor U (umur), nafas sebelas dua belas juga hahaa...yang penting sehat semua meskipun harus menyerahkan kemenangan ke lawan alias WO - khusus Om Abdu nih :D

Tampilan Hiasan Gank 2

 Ini yang saya maksud, kalo malem spt jelangkung. Maaf bu ibu...

Tak lupa, Gwynn si anak wedok ikut lomba mewarnai. Diaa hanyaa ikut 1 lomba, inipun juga last minute karena awalnya tidak mau ikut lomba apapun. Ehhh ternyata juara 1. Kata Mami-nya, menang kalah itu biasa dalam lomba. Gwynn harus berani mencoba. Intinya kalau mau menang atau juara ya harus ikut, jika tidak ikut tidak mungkin dapat juara. Kata Gwynn nggak suka lomba-nya, kurang variatif, itu-itu saja. Banyak lomba yang nggak jadi dilaksanakan, cerita dia ke saya. Ya betul sih, seharusnya memang tiap tahun inovasi lomba harus terus dilakukan, partisipasi juga lebih ditingkatkan. Sayang sekali remaja erte kurang aktif dan inisiatif, mungkin lebih tertarik pergi ke emal and main gadget, anak jaman now katanya. Seharusnya tidak demikian.

Sebenarnya kalau panitia lomba seperti ini para ibu-ibu akan lebih ramai dan seru, dan keterlibatan mereka dalam lomba juga tinggi. Ramai pastinya. Bisa dicoba tahun depan ya Mom!

Ini hasil mewarnai Gwynn. Anyway, Congratz Gwynn!

Inilah cerita singkatku dalam merayakan agustusan di komplek, pasti banyak juga cerita seru kalian dalam memperingati kemerdekaan negeri kita tercinta ini. Dirgahayu! Sukses selalu.

Bastian


Comments

Post a Comment