Deded dan Sita Sebarkan Virus Pickleball di Cilengkrang Kab. Bandung
Bagi yang lahir tahun 80- an ke bawah pasti mafhum dengan istilah 'badminton tok tak'.
Zaman ketika raket masih sulit didapat tapi orang ingin bermain badminton, maka jadilah papan bergagang menjadi raket dan ketika dipukulkan ke _shuttle cock_ suaranya menjadi _tak ...tok ...tak tok._
Tapi suara menggema tadi bukan bersumber dari tumburan papan dengan kok bulutangkis. Itu adalah suara bola polimer campuran plastik dan karet dengan ukuran lebih besar dari bola tenis, dipukulkan ke sebuah paddle pickleball. Pickleball?
Ya, perkenalkan ini adalah olahraga pickleball atau kalau mau dibahasaindonesiakan namanya bola pikel. Pickleball lebih mirip tenis lapangan tapi beda aturan, bola, dan pemukulnya.
Di Kompleks Girikemar Permai eksis sebuah komunitas pegiat olahraga pickleball bernama Girimekar Permai Pickleball (GMPP) Community.
Adalah suami istri Deded Syafril (49) dan Sita Lasmisari (48) yang bertanggung jawab atas demam pickleball di Girimekar. Virus pickleball mereka mulai sebar Juli 2023.
Deded dan Sita ini sejatinya adalah petenis sekaligus atlet pickleball karena sering ikut kejuaraan di berbagai daerah.
Sita sejak 2021 sudah getol menoreh prestasi di kejuaraan pickleball tingkat kota, Jabar, maupun nasional. Mulai dari juara 1 mix double U19+ Kejuaraan Komunitas Pickleball Kota Bandung, Juara 1 double putri U19+ dan juara 2 mix double U19+ Kejuaraan Nasional Pickleball Open Jabar.
Sampai puncaknya pada 2023 Sita berhasil lolos sampai babak 16 besar mix double advance 19 pada ajang World Pickleball Championship (WPC) di Sanur, Bali.
Sementara Deded selain juga mengikuti banyak kejuaraan, dia memegang sertifikat pelatihan wasit nasional Indonesia Pickleball Federation (IPF), serta pernah mengenyam pendidikan dan pelatihan Pickleball Academy.
"Awalnya saya kenal pickleball tahun 2021. Selama ini latihannya di luar. Terus sama suami bilang, kenapa kita gak bikin lapangan di kompleks aja karena sangat memenuhi persyaratan," ujar Sita Lasmisari ditemui di lapangan kompleks Girimekar, Sabtu (27/1/2024).
Berdua, mereka mengajak Ariyo dan Riman di kompleks tersebut untuk memulai aktivitas pickleball di lapangan yang jadi fasilitas umum.
Sita sejak 2021 sudah getol menoreh prestasi di kejuaraan pickleball tingkat kota, Jabar, maupun nasional. Mulai dari juara 1 mix double U19+ Kejuaraan Komunitas Pickleball Kota Bandung, Juara 1 double putri U19+ dan juara 2 mix double U19+ Kejuaraan Nasional Pickleball Open Jabar.
Sampai puncaknya pada 2023 Sita berhasil lolos sampai babak 16 besar mix double advance 19 pada ajang World Pickleball Championship (WPC) di Sanur, Bali.
Sementara Deded selain juga mengikuti banyak kejuaraan, dia memegang sertifikat pelatihan wasit nasional Indonesia Pickleball Federation (IPF), serta pernah mengenyam pendidikan dan pelatihan Pickleball Academy.
"Awalnya saya kenal pickleball tahun 2021. Selama ini latihannya di luar. Terus sama suami bilang, kenapa kita gak bikin lapangan di kompleks aja karena sangat memenuhi persyaratan," ujar Sita Lasmisari ditemui di lapangan kompleks Girimekar, Sabtu (27/1/2024).
Berdua, mereka mengajak Ariyo dan Riman di kompleks tersebut untuk memulai aktivitas pickleball di lapangan yang jadi fasilitas umum.
"Kami iseng bikin lapangan. Awalnya cuma empat orang, lama - lama ada orang yang lewat, kita ajakin main dan mau sampai sekarang," kata Sita.
Seiring waktu peminat pickleball bertambah dan baru pada Agustus - September jumlah anggotanya semakin banyak.
Kini, sudah ada sekitar 100 orang yang bermain pickleball, putra dewasa sekitar 60 orang, putri dewasa 25 orang, dan anak - anak 15 orang.
"Saya senang banget ternyata pickleball diterima oleh semua lapisan di Girimekar. Bukan hanya kami yang lebih dewasa ternyata anak - anak pun antusias bermain pickleball. Yang paling belia di sini 7 tahun paling senior 67 tahun, Pak Emil," sebut Sita.
Menariknya, komunitas ini bukan sekadar wadah untuk berkumpul dan sehat bersama, tapi ada program latihan yang jelas dari tim pelatih.
Deded, sang pelatih kepala, membuat program latihan untuk meningkatkan skill para anggota komunitas, baik bapak - bapak, ibu - ibu, dan anak - anak.
Dalam seminggu, tim pelatih membagi latihan Sabtu khusus untuk bapak - bapak dan Minggu untuk ibu - ibu serta anak - anak dan remaja.
Senin - Rabu bagian ibu - ibu main sepuasnya, sementara bapak - bapak Selasa - Kamis. Khusus Jumat bisa dipakai bersama.
"Sabtu - Minggu tim pelatih memberikan porsi latihan drill agar skill pemain meningkat. Kita sudah tiga kali mengadakan game internal dan alhamdulillah banyak improvement. Sekarang seeded (unggulan) satu dan seeded dua sudah sulit dibedakan," jelas Deded.
Di Girimekar ada dua lapangan pickleball, yang sesekali jika ada event internal atau pertandingan persahabatan, lapangan bisa ditambah satu.
Awalnya lapangan hanya digaris batas dengan cat saja sehingga lapangan tampak hitam putih.Tapi seiring bertambah anggota, muncul ide untuk membuat lapangan permanen.
Dengan dana urunan, dua lapangan dicat merah bata dan biru tua, sehingga lapangan tampak full colour.
Dengan dana urunan, dua lapangan dicat merah bata dan biru tua, sehingga lapangan tampak full colour.
Kehadiran pickleball di Girimekar Permai menambah manfaat fasilitas umum kompleks berupa lapangan menjadi sebuah ruang publik yang interaktif dan menyenangkan, tanpa memandang sekat - sekat sosial di tengah tipologi permukiman kawasan perkotaan.
Ada kegiatan menyenangkan di sela - sela kesibukan pekerjaan. Ditambah, banyak anggota komunitas GMPP bekerja sebagai freelancer dan wiraswasta, atau sekadar work from home (WFH), sehingga hampir setiap hari lapangan dibuka untuk permainan.
Bagi yang bekerja di kantor, sampai rela mencuri waktu datang habis subuh untuk main pickleball sampai jam 7 pagi sebelum pergi ke kantor. Banyak juga yang pulang awal sore hari dari kantor dan main pickleball sebelum "mendarat" ke rumah.
Praktis aktivitas pickleball di kompleks itu tiap hari selalu terisi pagi dan sore. Sampai ada istilah di kalangan komunitas, "nggak ada udel" merujuk pada tidak pernah ada kata lelah saking addict- nya mereka.
Yogi Toge (53) termasuk yang "nggak ada udel" dan dikenal sebagai 'banger' karena tipe permainan yang suka drive - drive keras ke arah pojok maupun tengah lapangan lawan.
Di kalangan komunitas GMPP Yogi dijuluki 'Lord of The Ring'. Disebut demikian karena secara teknis Yogi satu - satunya pemain pickleball di GMPP yang sudah pasang ring di pembuluh jantungnya.
"Saya punya dua ring kanan kiri. Setelah operasi Agustus 2022 saya sering cari teman ngobrol. Agustus 2023 ketemu pickleball. Badminton saya sudah tidak kuat, tapi pickleball saya masih bisa," kata Yogi.
Baginya pickleball adalah olahraga yang menyenangkan secara psikologis karena bisa bertemu banyak orang. "Di lapangan kita bisa bersilaturahmi, dari yang tadinya tidak kenal menjadi kenal," katanya.
Yogi pun menganggap bergerak adalah solusi untuk kesehatan jantungnya, tentunya dengan batas - batas tertentu sesuai rekomendasi dokter pribadinya.
"Pickcleball is sport for everyone. Semua bisa main pickleball dan menyenangkan bisa ngobrol sama banyak orang," katanya.
Lain lagi dengan Bastian AS (45) yang menemukan passion-nya di pickleball. Bastian menyebut dirinya sebagai pickleball enthusiast.
Senior consultant di economic development pada sebuah NGO nasional bisa disebut orang yang paling rajin mendokumentasikan kegiatan dan satu - satunya youtuber di GMPP.
Melalui kanal youtube pribadinya yang sudah ada sekitar 3.000 pengikut, Bastian tak pernah alpa memposting video pertandingan rekan - rekan komunitas, pertandingan persahabatan, atau sekadar recreational game. Promosi juga dia lakukan di Instagram dan Facebook.
Sejak dua bulan lalu Bastian membuat akun komunitas di Facebook bernama "Indonesian Pickleball Enthusiast'. Isinya adalah diskusi seputar pickleball.
Antusiasmenya berbuah hasil. Konsistensinya memproduksi konten dan promosi olahraga pickleball membuat produsen paddle pertama di Indonesia melirik Bastian untuk dijadikan reviewer produk mereka.
Bastian sudah beberapa kali dikirim paddle dan peralatan lainnya untuk diulas, dari yang mulai kelas biasa sampai menengah.
"Saya sudah beberapa kali dikirim paddle dan equipment dari Hart untuk saya review di kanal youtube maupun media sosial lainnya. Saya rekomendasikan ke teman - teman dan setelah mereka mencoba, sepertinya ada beberapa orang yang tertarik. Setelah di-review, paddle bisa digunakan bersama teman-teman," katanya.
Pengalaman lain lagi dirasakan Asep Slice (53). Dia adalah karyawan bank swasta yang seminggu sekali main pickleball di lapangan GMPP Community. Dia dijuluki Asep 'Slice' karena memang itu pukulan andalannya.
"Karena saya basic-nya pingpong jadi pukulannya lebih enak dengan teknik slice," katanya.
Dia juga dijuluki Asep 'Dink' karena permainan dink di area kicthen- nya bagus. Dari dua pukulan mematikan itu Asep kerap mendapatkan poin.
Asep sangat merekomendasikan pickleball karena sangat menyenangkan, mudah dilakukan, dan bisa menemukan banyak hal baru. "Kepada yang belum tahu pickleball saya sarankan coba olahraga ini karena mudah dan menyenangkan," katanya.
Dalam waktu dekat, beberapa anggota GMPP Community akan mengikuti kejuaraan pickleball tingkat Kabupaten Bandung. Misinya bukan mencari juara tapi menemukan keberanian dan menguji mental mengikuti turnamen terbuka.
Kemudian menjadi misi lain komunitas GMPP adalah memperkenalkan olahraga pickleball di kalangan pemuda.
Tim pelatih melihat masih ada gap usia dari 15 tahun ke 35 tahun. Pasalnya para pemuda SMA kelas 3 dan mahasiswa seusia 18 - 24 tahun, maupun para pekerja freshgraduate di rentang usia 25 - 35 tahun, masih belum gabung komunitas ini.
Di GMPP yang mahasiswa ada tapi putri dan itu beberapa orang saja. Para anggota komunitas berharap para pemuda di Kompleks Girimekar Permai untuk ikut main pickleball dan bergabung dengan komunitas.
Erna Mardiana - detikJabar
Sabtu, 27 Jan 2024 16:55 WIB
Baca artikel detikjabar, "Deded dan Sita Sebarkan Virus Pickleball di Cilengkrang" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-7163740/deded-dan-sita-sebarkan-virus-pickleball-di-cilengkrang.
Comments
Post a Comment